Kamis, 07 Juni 2012

Saat rumah adalah neraka


Malam ini aku bermimpi bertemu dengan ayahku dan dia berkata ‘ah kamu dekat-dekat sama abah saat ada maunya aja’  dan ternyata saat aku terbangun dan saat itu juga adalah saat yang paling menyesakkan.  Saat ini aku hanya ingin keluar dari rumah hantu ini, keluar dari kegelapan yang menyelimuti hari-hari saat ada ayah.. saat tiada lagi senyum dan tawa yang menghisai kata demi kata yang terucap dari mulut mereka, aku dan kedua adikku mungkin sudah tidak sanggup untuk menangis lagi, mungkin telah habis air mata yang kami keluarkan untuk mereka. Dan saat ini dalam benakku hanya ingin satu, yaitu perpisahan dari mereka, meskipun itu pasti sangat menyakitkan setidaknya aku bisa melihat ibuku terlepas dari sakit hati yang selalu di buat oleh ayah, mungkin bagiku dan adik pertama ku, dia adalah orang jahat yang selalu menyakiti ibu dan menyelusup kedalam rumah dengan semua kebohongan yang ada. Kami hidup bukan seperti keluarga indah di luar sana, tapi dalam kebencian yang sejak lama telah tercipta dan serba kekurangan.. ibuku bantung tulang demi memenuhi kebutuhanku dan adik-adikku, ibu bekerja dari pagi hingga sore dengan bayaran hanya 30 ribu.. hari ini aku mendengar ibuku berkata ‘tolong bayar sewa rumah yang telah menunggak 6 bulan. Sakit mendengarnya memang, rasanya ingin aku bekerja untuk bisa memenuhi semua itu, ayahku hanya pekerja serabutan yang hanya bisa mengecewakan dan mencintai banyak wanita, aku tidak pernah bisa menebak apa yang ada dibenaknya, mengapa dia bisa begitu ceroboh dalam menentukan pilihannya,  tapi dia tidak pernah mau melepaskan atau menceraikan ibu. Ibu sering bercerita kepadaku dan mengulang kata –kata ini ‘mama mau diceraikan aja’  dan ibu tidak pernah menangis dihadapanku dan adik-adikku.. mungkin ibu selalu tersenyum dalam tangis nya, beliau tidak ingin anak-anaknyya ikut bersedih L saat ini doaku hanya satu ‘ya Allah berikanlah yang terbaik untuk ibu ku, aku sangat menyayanginya dan aku rela apapun yang terjadi padaku asalkan ibu selalu baik’
saat ini aku hanya menangis (lagi) meski telah kering berulang kali, aku akan terus meneteskan ini sampai semuanya berakhir dan sampai luka ini terobati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar